Minggu, 28 Desember 2014

WPAP INDAH NEVERTARI dll

cuma numpang naro gambar pemula ini aja kok. lagi belum nyerpen lagi hehehe.., :D


INDAH NEVERTARI "the queen of rapp"



ALI. :)



WAHAJ "friend from Pakistani




Dewi Sandra "vector"


and me.., Vector :D

Selasa, 25 November 2014

IT'S ME 2






“IT’S ME-2”

( pengagum cerita Nabi )


Pohon yang rimbun dan besar, berada di salah satu kota kecil di Islamabad Negara Pakistan. disini memang terasa adem untukku berkumpul dan bermain, namun memang agak sedikit terganggu ketenangannya karena pohon besar ini bersebelahan dengan lapangan sepak bola umum.
Aku ali, aku berada di negri ini hanya untuk berlibur dan tinggal dirumah pamanku yang kebetulan warga Negara Pakistan. Aku memiliki  tiga teman baik sekaligus tetangga dekatku. Mereka adalah Wahaj, Mochseen, dan yang perempuan Rabbeya, gadis dengan Hijab dan masih dibilang saudara dengan Mochseen. Kami seumuran, hampir setiap sore sehabis Ashar kami bermain di bawah Pohon besar ini untuk berkumpul dan menikmati langit Jingga di tanah Pakistan.
           
Teringat aku memiliki buku mengenai cerita ke-25 Nabi. Aku berniat memamerkan buku ini kepada tiga temanku di pohon itu, buku ini sangat menarik dan menjadi favoritku, mereka juga menyukainya walau buku ini berbahasa Inggris. Kupikir mereka adalah warga Timur tengah yang lebih banyak tahu mengenai Biografi dan Riwayat para Nabi daripada aku.

“ aku tahu.., memang sudah ada bukti beberapa di ayat Al-Quran mengenai perjuangan hidup para Nabi “. Kataku ( dengan bahasa inggris ) – untung mereka juga lumayan bisa berbahasa inggris.

“contohnya seperti surat Al-a’raf ayat ke-24 yang menceritakan Nabi Adam diturunkan ke Bumi, dan Surat pertama Al-Alaq ayat 1-5 yang menceritakan penyampaian wahyu pertama malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad s.a.w .., tapi ada yang aku bingung sampai sekarang…, mungkinkah kita yang akan masuk Surganya Allah nanti akan bertemu dengan ke 25 Nabi itu ?.” Tanya ku lagi.
“Kalau benar iya.., aku sangat senang sekali.., jujur aku sangat mengidolakan mereka, hanya karena membaca riwayat mereka dibuku ini “.
Aku melihat respond dari Wahaj, Mochseen, dan Rabeyya hanya terdiam dan saling berpandangan. Wajahnya unik saat mereka memasang tampang datar mereka. wajah mereka sangatlah mirip, tampang khas timur tengah. Alis yang panjang dan tebal, mata yang besar dan lentik serta tak ada satupun dari mereka yang hidungnya Pesek. ( bukan maksud aku untuk merendahkan yang pesek ya. Tapi memang RAS timur tengah memiliki Hidung yang mancung )

“ kenapa kalian diam ? “. Tanyaku lagi.

“ sebenarnya kami juga ragu, haha.., memangnya kamu belum Tanya pamanmu ali ? “. Jawab Wahaj sambil melahap  kebab daging Unta kesukaannya.

“ pamanku juga tidak tahu, aku harus belajar sendiri soal ini. Andai saja aku hapal semua ayat Al-quran,, pasti aku seenggaknya tahu soal ini”. Jelasku lagi.

“ coba saja kamu cari di buku-buku Islamic, atau buku Hadist, mungkin kamu bisa mengerti “. Rabbeya memberiku ide

“ atau besok kamu tanya pada tuan Harun ( guru kursus kami di Pakistan )”. Sambung Mochseen.

“atau tanya pada Imaman di masjidil sekitar sini”. sambung Wahaj lagi sambil melahap kebab daging unta.
Aku membuka-buka buku cerita nabi ini. Dan melihat-lihat gambar beberapa tokoh ilustrasi dari berbagai cerita nabi. Entah mengapa setiap aku membaca buku ini, rasa kagum dan haruku terhadap perjuangan mereka begitu besar. Mereka rela dihina, dicaci maki, bahkan ada yang selalu ingin dibunuh oleh kaum mereka sendiri. Terus terang, aku sempat meneteskan air mata saat membaca bagian cerita nabi Muhammad disaat beliau hendak wafat. Kata terakhir yang beliau katakan adalah “Ummati”. Yang artinya beliau sangat mencintai umatnya orang-orang Muslim,

“ kamu sangat mengagumi para Nabi, ali ? “. Tanya Wahaj sambil menggigit kebab daging Unta yang dipegangnya. ( aku menebak difikranku itu adalah gigitan ke-6 pada saat makan sambil bicara )

“ ya…, banyak teman-temanku yang lain bilang aku ini konyol, tapi yang namanya kagum itu langsung dari hati kan ?, dan tidak bisa kita bohongi.., iya kan ? “

“sebenarnya bagus, aku juga sering menangis apabila mendengar sholawat dari Abi ku. 

“ jelas Mochseen. “ ia memiliki suara yang merdu saat sholawat, apalagi disaat menemaniku tidur diwaktu kecil, abi ku selalu bersholawat sampai aku terlelap”.
Rabbeya mendekatiku dan meminjam buku cerita Nabi yang aku pegang. “ aku yakin, semua umat muslim pasti kagum dengan perjuangan mereka dalam membela agama Allah.., tapi jarang yang sekagum kamu…., aku juga ingin sekali bertemu mereka, terutama Muhammad s.a.w, hanya wanita sholehah yang akan masuk surga bersama beliau, aku dengar sih seperti itu. Haha.., semoga”.
Aku tersenyum. Melihat teman-temanku ini mengerti apa yang membuat aku penasaran, mereka tidak menganggap ini konyol. Walaupun agak sedikit kecewa juga kalau ternyata mereka tidak tahu betul apakah kita akan bertemu semua nabi jika masuk surga. Hari sudah sangat sore, dan kami pulang.

            Sampai rumah, aku teringat usul dari Rabbeya, aku mencari buku hadist milik pamanku namun aku tak tahu dimana letak halaman yang tertulis kalau kita akan bertemu nabi “jikalau kita masuk surge Allah”.
Apakah aku harus bertanya pada imaman di masjidil atau tuan Harun ?.., ahh yang jelas, mau itu akan bertemu atau tidaknya.., aku tetap kagum pada nabi-nabi itu, terkadang aku berfikir andai saja aku terlahir pada jaman Rasulullah, apakah aku akan jadi pengikutnya atau malah sebaliknya, itu tergantung kepercayaan kita juga.

            Mereka adalah manusia-manusia yang sangat hebat. dengan cerita masing-masing yang penuh makna, mukjizat-mukjizat yang mereka miliki juga adalah tanda pemberian berkah dari Allah atas kesabaran mereka. aku akui aku sangat kagum dengan mereka terutama nabiku sendiri Muhammad s.a.w, rela dilempari kotoran Unta oleh kaum Quraisy demi teguhnya dalam mengagungkan kitab Al-Quran. Aku bertanya sekali lagi dalam hati kepada Allah.swt

“ ya allah…, andai saja aku bisa bertemu para nabi itu, terutama baginda Rasulullah, aku ingin memeluknya dengan erat, menangis dipundak mereka, aku punya banyak pertanyaan untuk mereka.., bagaimana mereka punya keteguhan hati dalam kebenaran, tidak pernah berputus asa, tidak pernah mengeluh, dan memiliki keyakinan kuat. aku ingin mempunyai sifat seperti mereka, walau aku adalah manusia biasa. Bukan Nabi.

“ ya Allah.., kalau Engkau mengizinkan permohonan hamba, sampaikan doa dan salam kagumku ini untuk mereka. sampaikan sholawat-sholawatku ini untuk Rasulullah s.a.w
~ aaamiiin


Kamis, 23 Oktober 2014

IT'S ME



"IT'S ME"
( laki-laki pendiam)




Aku AL-Fathur Ridwan. Biasa dipanggil Fathur. Aku lahir ditengah-tengah Keluarga yang sangat Besar. Aku tinggal dan besar di Jakarta bagian paling selatan, sangat bersebelahan dengan kota Depok, aku tinggal bersama keluarga nenek dari Ibuku sedangkan Ayahku adalah seorang pendatang dari luar kota. Ibuku adalah anak ke Lima dari Lima belas bersaudara. Itulah mengapa aku hidup berada di tengah-tengah keluarga yang sangat besar. Mungkin sebagian orang senang dengan keadaanku itu, memiliki banyak saudara, sepupu, paman, bibi, begitupun aku. Tetapi yang namanya kehidupan manusia, entah mereka adalah siapa, atau hidup dimana, pasti memiliki masalah yang membuat mereka bersedih. Bahkan frustasi.

Aku heran kenapa kehidupanku begitu penuh dengan tekanan perasaan. Walau aku laki-laki tapi aku mudah untuk bersedih. Entah hanya aku atau memang semua orang terutama kaum laki-laki merasakan ini atau tidak. Tetapi aku selalu merasa paling lemah, aku merasa aku bukan level yang pas untuk bermain dengan anak-anak lain yang seumuranku. Berawal saat dulu masih sekolah dasar. Dilingkungan rumahku hanya ada anak perempuan yang seumuranku, terpaksa aku selalu bermain dengan mereka. Aku sering bermain boneka dengan mereka bahkan kami bermain keluarga-keluargaan, aku selalu mendapat peran sebagai ayah pada saat itu karena memang hanya aku yang laki-laki. Sebenarnya ini juga bukan pilihan, aku adalah anak terakhir dari 4 bersaudara. Aku memiliki dua kakak perempuan dan satu kakak Laki-laki, namun kakak Laki-laki ku meninggal saat beliau kecil, aku belum lahir didunia ini, jadi aku belum pernah merasakan punya saudara laki-laki. Ibuku selalu bekerja, sedangkan ayahku bekerja di Arab selama beberapa tahun. Tiada yang membimbingku untuk main dengan siapa, disaat aku kecil dulu dengan polosnya memilih bermain dengan teman seadanya dilingkungan rumah. Bermain bersama gadis-gadis itu. Tak luput aku dengan berbagai ejekan dari orang-orang disekitar tentang aku yang senang bermain dengan perempuan. Aku dibilang memiliki sifat dan tingkah laku bakh perempuan, bahkan teman-teman perempuanku itu ikut berkata seperti itu. Jujur aku sedih tapi masih belum mengerti, dari situlah sifat gengsi dan minder muncul di diriku. Andai saja abangku belum meninggal , pasti sejak dulu aku diajarkan bermain bola, selalu dibuatkan pesawat dan mobil-mobilan. Andai saja disaat itu ayahku ada dirumah, pasti aku sering diajak berpetualang layaknya penjelajah dan astronot. Rasa gengsi itu terus berada di dalam jiwa raga. Aku menjadi sosok laki-laki yang pemalu. Sampai aku menginjak masa pubertas dimana aku sudah kelas 2 SMP. Aku terbilang laki-laki culun, aku selalu dibully oleh teman dikelas. Memang tidak semua, tapi beberapa yang menggangguku sangat menyayat hati. Andai saja aku adalah perempuan “fikirku” aku akan menangis dan mengaduh pada guru. Tetapi aku tau diri, aku harus menjaga harga diri sebagai laki-laki. Aku harus tahan banting. Aku tidak boleh mudah mengeluarkan air mata didepan publik. Tak hanya teman-teman SMP saja yang mengejeku berlaku bakh perempuan, bahkan beberapa saudara kandungku pernah bilang seperti itu. Aku malu.., aku hanya diam dan memberikan senyum palsu. Sebenarnya sifatku ini normal-normal saja, aku tidak merasa tingkahku gemulai, aku bisa tegas dalam bicara, aku juga sering terlibat dalam perkelahian, mereka semua beranggapan seperti itu hanya karena aku selalu bermain dengan perempuan. Hanya karena aku selalu pulang sekolah bersama teman-teman perempuan yang memang kebetulan searah.
            
Jujur saja. Aku selalu menangis bertanya-tanya pada Allah.swt dalam sholat. Mengapa Allah memberikanku takdir seperti ini. Mengapa aku sebagai laki-laki merasa begitu lemah dimata orang-orang. Sudah banyak orang yang menyinggung dengan keburukan yang aku alami, teman sekolah, tetangga, bahkan saudara kandung sendiri. Aku merasa tidak memiliki siapa-siapa. Aku ingin seperti teman-teman cowok disekolah dan lingkungan. Sedikit demi sedikit aku mencoba bergaul dengan mereka, tak jarang aku justru dijadikan bahan olok-olokan mereka dengan candaan yang pedih. Aku selalu menjadi orang yang paling pendiam diantara banyolan mereka, aku gengsi. Tidak mungkin aku terus-terusan berkumpul dengan perempuan, yang ada aku tambah dijadikan bahan hinaan mereka semua. Mulai dari situ aku senang menyendiri, lebih aman walau sangat membosankan. Sebenarnya aku type orang yang suka berkumpul, berbagi cerita, bercanda dan tertawa bersama. Namun sifat pemaluku ini sangat menggangu. Aku takut jika mereka kembali menyinggung atas apa yang aku rasakan sejak dulu. Dikala aku selalu menyendiri, mejauh dari teman-temanku diluar, aku merasa sangat sepi. Yang aku lakukan hanya mendengar musik, menonton tv, menggambar, dan menulis cerpen.

Aku iri dengan mereka, kenapa setiap mereka berkumpul tidak ada yang menyinggung atas aib mereka. kenapa mereka begitu enjoy, kembali aku berdoa pada Allah.swt,
“ ya Allah.., mengapa engkau memberiku sifat seperti ini ?, mengapa orang-orang yang aku kenal selalu senang menyinggung sifatku yang hina ini ?. aku bingung apakah ini ujianmu atau dosa yang aku tanggung…, kalau ini adalah dosa, dosa apa yang sudah aku lakukan ?.. ampunkanlah dosaku itu ya Allah.., apa hikmah dibalik ini semua ya Allah…, mengapa aku tidak seperti laki-laki lain yang cekatan, dan hyperactive…, mengapa aku selalu merasa lemah diantara mereka…, mengapa engkau memberikan aku hati yang begitu lemah yang ingin selalu menangis disaat aku dihina ?...., apa yang harus saya lakukan ya Allah ?….,

Aku selalu berfikir bagaimana aku dimasa depan nanti ?. bergaul dengan teman-teman cowok saja aku minder, beberapa kali aku menyukai seorang perempuan, namun sering aku pendam saja. Aku takut ini menjadi kebiasaan. Aku adalah laki-laki yang akan menjadi pemimpin keluarga nanti. Aku harus belajar untuk melindungi seorang wanita. Aku harus belajar untuk memiliki tanggung jawab besar terhadap seorang wanita.

~ “ ya Allah.., apa yang harus saya lakukan sebagai laki-laki yang lemah. Aku mohon petunjuk darimu, aku mohon bimbinganmu…, aku bukan laki-laki yang lemah gemulai ya Allah……, namun aku juga manusia biasa yang memiliki hati. Pasti merasa sedih dan marah bila ada orang lain yang menyinggung perasaan. Aku pasti menangis dikala sedih, namun aku lebih memilih menangis dalam keadaan sepi tanpa siapapun. Mungkin memang itu cara laki-laki meluapkan kesedihannya. Aku tidak malu menangis…, karena menangis itu melegakan. Selama aku menangis langsung pada Allah.swt, justru tambah menenangkan hati.

Ya Allah… berikan aku hikmah dibalik semua ini …, berikan aku jalan untuk bisa menunjukan kepada semua orang yang telah menghujatku. Kalau aku bisa lebih baik dari mereka…, kalau aku bukanlah orang yang mereka bilang selama ini. ……….. Aamiin yarobbal’alamiin ……………

Jumat, 02 Mei 2014

SIALNYA MUSIM HUJAN



"SIALNYA MUSIM HUJAN"


story by : Al fathurridwan


Tahun ini sudah memasuki bulan ke-5. Bulan Mei. Bulan ini adalah musim hujan, dimana payung itu lagi berguna banget, sepatu pada lepek, dan celana dalam belum juga kering di gantungan. Terpaksa kami tak mengganti celana dalam selama dua minggu. Sssssttttt, ini rahasia oke!!. Tak hanya itu, kendala kami bertiga selama musim penghujan, musuh-musuh dalam selimut mulai meraja lela dikos-kosan kami, toilet, dapur, kamar tidur, dimana-mana. Siapakah dia??. Yaa benar, NYAMUK.
Padahal tadi pagi udah ada penyemprotan nyamuk dari penyuluhan ketua RW, asap yang ngebul membuat Ali Bengek. Dia memang benci mencium bau-bau’an kaya gitu, kecuali bau gasnya sendiri.
“ya elaaah...itu kan slampe gua, ngapa lu beler disitu si?” Teguh merasa jengkel dengan apa yang dilakukan Ali. Terlihat pula Ali yang hidungnya merah transparan seperti buah blinjo. Terus berusaha mengeluarkan ‘Slime’ dari rongga hidungnya. “slampe gua masih basah noh di jemuran, ntar punya lu gua cuci..ya ellaaaah,”.
Malam ini sangat dingin, itu disebabkan karena hujan yang turun dari habis Dhuhur, sampai menjelang Maghrib. Pulang kuliah saja mereka nyeker karena sepatu mereka yang takut lepek, dan akhirnya lepek juga. Chand sibuk dengan raket listriknya, hanya dengan memakai kaus kutang dan sarung, ia terlihat seru berperang dengan ribuan nyamuk. Teguh asyik dengan laptop, dan Ali yang sudah menghabiskan lebih dari 50 tissue hanya untuk nge-Beler.
“rasakan kekuatan element listrik ku ini, RASAKAAAAN....!!!!!!”  Chand dengan berlebihan melampiaskan kekesalannya pada ribuan nyamuk yang menantang dengan raket listrik, Ali dan Teguh ikut memandang heran apa yang dilakukan sahabatnya barusan.
“maklum lah li, dia juga sakit kaya lu, tapi lebih parahh!!”  bisik Teguh pada Ali tertawa kecil. “khahahayy, gila tuh temen lu,”.
Malam ini benar-benar dingin. Chand, Ali, dan Teguh memilih tidur lebih awal dari biasanya yang terkadang mereka sampai bergadang. Udara sangat Dingin, nyamuk-nyamuk makin banyak mengajak RAS mereka. Teprokan demi teprokan keras makin banyak terasa di tubuh ke 3 sahabat itu. Ceceran darah nyamuk terkesan dramatis layaknya film peperangan zaman dulu. Musim hujan bulan ini membuat mereka sial, motor Teguh yang baru dicuci saja sudah kotor lagi. Atap-atap kamar kos, juga sudah timbul flak. Noda kebocoran langit-langit seperti menggambarkan lukisan pemandangan Green Canyon yang pasti mahal bila dijual.
“arrrggghh..!!!, nyamuk Gilaa, bikin tato kebangetan,” .
pagi ini cukup cerah dan lumayan hangat, namun ke 3 sahabat itu tidak merasa bahagia. Teguh dari tadi marah-marah terus, Cuma gara gara nyamuk. Dialah yang terkena gigitan nyamuk terbanyak dari yang lain, ia mengolesi tubuhnya dengan bedak gatal –baru beli di warung-.Bentol-bentol merah terlihat jelas di tangan kaki mereka. Gatal, dan membuatnya jengkel. pagi ini juga pagi yang lumayan buruk buat Ali, pilek dan Bengeknya sembuh. Tapi kepalanya agak pusing karena kebanyakan Beler tadi malam. Dia sakit Demam.
“pokoknya gua gak kuliah, BODO, gak kuliaah..!!”  keluh Ali saat memijati kepalanya dengan minyak kayu putih. Jelas saja, pilek sembuh, datang sakit kepala dan masuk angin.
“nyamuk emang kurang ajar. Mana semalem bocor lagi, aer netes di muka gua,” Chand juga mengeluh atas masalah yang menimpa dirinya. “hahh..Guh, bantuin gua ya. Benerin genteng bocor”
“loh kok gua,,ama Ali aja nooh,!!”  bantah Teguh.
“heeh, lu kagak liat si Ali lagi ngeluh aja tuh..!!”.
Ambil tangga, genteng bagus, dan botol minum. Semua sudah disiapkan Chand dan Teguh. Pertama Chand yang harus naik ke atas genteng kos-kosan, Teguh yang memegangi tangganya. Setelah itu Teguh menyusul naik dan tak ada bantuan untuk dia naik. Matahari mulai terbit, hari mulai silau.
“panas brooo..!!”  beberapa kali Teguh mengelap keringat yang keluar dari keningnya, “ahh biarin, vitamin C kan?”  sahut Chand. Mengutak-atik genteng kos-kosan yang beberapa kali tidak berhasil mereka pasang, memang. Chand tidak ahli dalam hal begituan.
“Chand, si Ali enak ya. Mentang-mentang sakit, di kasih diskon ama ibu kos”
“Au’tuuh..besok gua sakit ah,” hahaha ahhayy becanda..!!”
“sakit benerran luuh..”
Sedikit lagi selesai, Bakat juga Cand jadi servis genteng. Disini kotor, panas dan pengap. Chand mulai haus karena kerjaannya mendadak menjadi servis genteng, “ya ellah Guh. Minumnye ngapa lu abisin si, ya ellaah..!!” .
Teguh hanya nyengir mendengar keluhan Chand. “sorry bro. Gua Auus..!!” karena pekerjaan mereka sudah selesai, Chand dan Teguh turun tangga dan kembali mengambil minum. “ gua mau minum di warkop depan aje, sekalian makan, lu mau ikut Guh,” ajak Chand.
“bayarin,” . pinta Teguh, Chand hanya mengangguk senyum
“Utang-utang lu bayar dulu...!!!!”
Ali baru bangun sudah tidur lagi. Rencananya Teguh akan mengantarkan dia ke dokter nanti siang. Kayu putih, balsem, dan Koyo sudah ikut serta menempel di kepalanya. Kerokan merah hasil karya Chand tadi pagi juga sudah menghiasi punggungnya.
“siaaal..hari ini gua siaall,” . Ali ngedumel dalam hati.
Di lain pihak, Chand dan Teguh hanya terpaku di depan warkop nya’Lenni. Rencananya mereka akan makan nasi uduk dengan lauk-pauk 4 sehat 5 kenyang. Namun semua itu hanya menjadi bayangan perut lapar mereka saja. .Warkop Nya’Lenni TUTUP. –kenapa tutup? Tanya Teguh, biasanya abis subuh aja udah buka. Salah satu tetangga kos, lewat dibelakang mereka; “Warkop Nya’Lenni kebanjiran de’. Dari tadi malem”. Jadi nggak jualan hari ini. Dan mereka nggak makan enak. Lagi-lagi harus nyeduh mi instan. Memang, semua anak kos itu sudah mempunyai kuliner khas mereka. –Mie Instan-.
“gua Mie Goreng Chand, gua Mi Goreng.!!” . aroma rebusan Mie cukup menambah mereka semakin lapar, Ali hanya dibelikan bubur ayam oleh Teguh. Namun tak dihabiskan karena mulutnya terasa pahit.
“Li, kapan mau ke dokter? Kalo nunggu siang, panas!” . Teguh mengajak Ali ke dokter sekarang juga.
Dia takut kalau kesana nanti siang, panasnya-na’udzubillah. Namun Ali kekeh. Ia tetap ingin diantarkan siang nanti. Yasudahlah.
            Sudah saatnya Teguh mengantar Kriss ke Klinik, sedangkan Chand yang akan mencuci sepatu-sepatu mereka mumpung panas siang ini. Motor sudah dipanaskan dan siap untuk berangkat. Baju tebal, syal, dan topi kupluk lengkap Ali kenakan. “ya Allah Lii, lebay banget lu. Ke klinik depan aja pake begituan,”. bayangkan, keluar rumah disiang bolong, terik matahari yang panas, dengan memakai baju serba tebal. “kita mau ke Dokter, bukan ke Gunung!!”. Chand ikut tertawa kecil sembari menggosok sepatu-sepatu di teras. “biarin aja lah, biar panas gini kan badan gua tetep menggigil,” . sahut Ali dengan suara serak-serak becek ditenggorokan, mata berkantung, serta bibir yang terlihat pucat membuat Teguh tak tega melihat sahabat seperjuangannya itu.
-Klinik Putra Wijaya-.  Mungkin ini baru jam setengah satu, di parkiran baru ada beberapa motor dan dua mobil. Itu bagus, Teguh dan Ali nggak perlu lama-lama nunggu nomor antrian, begitu mereka masuk hanya menunggu dua orang lagi. “Guh, gua boleh pinjem pundak lu nggak?” – “ngapain..??”
“gua mau senderan,” . pusing bukan kepalang, ini yang dirasakan Ali akibat hujan tadi malam, mungkin dia mulai meriang. “icch, apa-apa’an si, jangan senderan di pundak gua, malu tauu..!!” . Teguh menahan kepala Ali yang hendak menyender di pundaknya. Nenek tua berkerudung yang duduk disampingnya memandang aneh melihat ulah-tingkah mereka berdua. “hehhee,,, maaf ma’,” . Teguh tersipu malu pada nenek tersebut akibat ulah yang dilakukan Ali.
Saatnya giliran Kriss yang menghadap ke dokter. Wangi ruangan khas Klinik tercium saat mereka membuka pintu ruang Dokter. Dinginnya AC disini membuat Ali makin menggigil. “ada yang bisa saya bantu pak ?” – “asiik, kita dipanggil bapak,” Bisik Teguh bercanda. Senyuman manis sang Dokter cantik, dengan pakaian Dokter yang membuatnya terlihat dermawan. stetoskop yang menggantung dilehernya dengan rambut panjang hitam yang digerai terlihat memang sangat Dermawan, layaknya seorang bintang iklan shampo yang kibasan rambutnya lebay karena ketahuan di Edit. “pasti sakit demam pilek ya? – memang sih, musim hujan itu bikin repot,” . terlihat Ali tetap diam dengan wajah pucatnya terkesan tak tertarik akan kedermawanan si Dokter –mungkin karena Ali sedang merasakan tubuhnya yang menggigil. Berbeda dengan Teguh yang suka curi-curi perhatian si Dokter. Resep obat beserta nasehat dokter sudah diberi pada Ali. “minum obat ini pagi-pagi dan sebelum tidur, jangan terkena gerimis dulu ya,” . kebiasaan si Dokter cantik selalu menggerakan kacamata berbingkai hitamnya, itu membuat Teguh makin gesit dalam mecuri perhatian. Bersalaman pamit dengan dokter. Bahkan sempat sempatnya meminta nomor telepon. “buat apa bapak minta nomor Hp saya?” – “yah, biar jaga-jaga kalo temen saya ini sakitnya parah, kan biar gampang buat ngehubungin bu Dokter” . Teguh alasan. “sembarangan lu kalo ngomong, nyumpahin gua sakit parah..?” Ali menempeleng kepala Teguh yang asyik memandang si Dokter. Namun nomor teleponnya gagal didapat.
Pada saat mereka hendak keluar dari Klinik, mereka terdiam di Lobby depan. Hujan deras turun lagi. Tadi bukannya panas, kok tiba-tiba hujan deras?. Mungkin saat mereka didalam, mendung mulai datang di langit. Ali tambah lemas melihat pemandangan mengerikan ini, kepalanya kembali menyender dipundak Teguh, dan kali ini Teguh menerima pasrah. Untung saja dari rumah gua pake baju tebel; fikir Ali. “tapi kapan gua sembuh kalo tiap hari ujan begini ?”. keluhnya.
Sekian lama menunggu setengah jam di warteg pinggir jalan. Hujan reda juga, namun terus memberi kesialan buat mereka. – motor Teguh MOGOK !!- . ini gara gara hujan tadi dan kaya’nya harus ganti Busi. Dengan terpaksa mereka jalan sampai rumah kos, untung saja jarak antara Klinik sampai kos-kosan kurang lebih hanya satu kilo meter. Yah capek sedikit nggak masalah-lah; fikir Teguh. Tapi tidak untuk Ali.
“salah apaa gua ya Allah?, apes banget gua hari ini.”
“ya ellah Li, lu kuat kok jalan ampe kos, tadi kan udah minum obat di warteg sama aer teh.”.
Sampai juga mereka di kos-kosan, motor mogok Teguh langsung dibawa ke Bengkel mang’Sapri untuk digantinya Busi serta Oli baru. Sedangkan dia sendiri menuntun Ali masuk kamar menemui Chand. “gimana Guh, kata dokter? Si Entok sakit ape nih?”. Tanya Chand sambil membersihkan kamar mereka. “tuh tanya aja orangnya? “ . –gimana bro, udah agak sembuh?? “.
Mungkin saking lelahnya Kriss, ia tepar di tempat tidur. “yee, ditanya malah pingsan.” – “biarin lah Chand, kasian anak orang”.
            Di sore hari beberapa jam setelah Ali pingsan, sudah tersedia bubur ayam dan Teh hangat di meja kamar, didampingi obat yang diberi Dokter tadi siang dan surat kecil yang sepertinya tulisan Chand; -Li, begitu lu bangun. Jangan lupa minum obat. Nih ada bubur ama Teh anget. Jangan lupa dimakan ya, biar lu cepet sembuh. Sory kita gak bisa nemenin lu. kita harus ke kampus, ada urusan ama Dosen. Tenang aja, lu kita titipin absen ke pak Heru, jaga kos ya..kita pulang gak terlalu malem kok.., Cuss-.
Terus terang Ali terharu hanya dengan membaca surat ini, serasa memiliki orang tua yang kedua di kos-kosan. Teguh dan Chand memang peduli sesama teman, walau terkadang mereka ngeselin. Fikirnya. “hmm..hmm, lu be-dua emang Sohib gua kawan, thanks!!”. Singkat saja, tepat sehabis kumandang adzan Isya’ hujuan deras lagi-lagi turun. Kriss Galau sendirian didalam kos. Terdiam menonton tv yang suaranya tersamar suara gemuruh hujan dan Geledek kecil di luar. Pakaian tebal dan sarung kembali ia pakai karena dingin yang menembus kulit. Berulang kali ia melihat jam dinding, mulai resah karena kedua sahabatnya tak kunjung pulang dari kampus.
“nih obat oke juga, baru dua kali gua minum, udah agak mendingan.”.
Sembuh kembali. Itu yang dirasakan Ali sesaat kembali minum obat dengan roti yang ia beli saat di warteg dekat Klinik tadi siang.; “tapi nih bocah bedua mana ya? Jam segini belom pulang juga. Di kampus Ujan juga kali,”. Sesaat kebetulan Ali melihat ke arah jendela, benar saja dari jarak kejauhan muncul sinar dari lampu motor milik Chand. Suara mesin motor juga semakin terdengar. Ya, itu mereka sudah pulang. Motor Chand lebih hebat ya, dibanding motor Teguh yang baru kena hujan sudah mogok. Fikir Kriss.
“Asalamu’allaikum..!!”. Teguh dengan cepat membuka pintu kamar kos dengan keadaan basah kuyub, sedangkan Chand masih sibuk memarkirkan motornya di tempat yang tak terguyur hujan, ia takut kalau motornya mogok seperti motor Teguh yang masih dirawat oleh Mang’Sapri di bengkelnya.
“sallaam..!! hey bro thanks buburnya, sekarang gua agak mendingan nih, lu bedua emang sahabat gua..!!” . Ali menyambut lebay kedatangan mereka, layaknya sang saudara yang lama tak bertemu. Namun sayangnya, Chand dan Teguh masuk angin. Mereka meriang hingga ke’esokan harinya.
Pagi ini, sudah saatnya mereka bekerja. Namun hanya Ali yang semangat dan bersiap-siap. Ia sudah sembuh total, sesaat meminum obat tadi pagi buta. Namun ia kerepotan dalam mengurus kedua sahabatnya yang meriang; sebelum mandi Kriss memijat Chand dan ‘ngerokin’ Teguh, membelikan mereka bubur. Dan berencana mengantar mereka ke Klinik nanti Sore.
Kayanya hari ini bakal jadi hari yang paling repot. Mengurus dua orang yang sakit seorang diri. –tak apalah, mereka kan Sohib gua- benaknya. Meski gua repot yang penting mereka Sohib gua. Fikirnya lagi. “ya, sohib gua,” .
Walau rasanya ini melelahkan, sepertinya Ali kurang niat dalam mengurus Chand dan Teguh. Mereka bawel kalau sakit..!!. tapi mau apa lagi, mereka udah ngurusin gua, waktu sakit. Kini giliran gua!.
Dengan terpaksa, Ali mengurus kedua sahabatnya yang sakit selama 3 hari gara-gara musim hujan yang membuat mereka sial. Dan kali ini Ali yang paling Stres dibuatnya.

-ENDING:

*Dengan baik hati si Ibu kos memberikan Diskon kepada Chand dan Teguh karena mereka sakit. J
*Warung Nya’Leni sudah buka. Namun mereka ber-tiga kehabisan uang bulanan karena harus berobat. Lagi lagi sarapan Mi Instan L
*Motor Teguh masih dirawat dibengkelnya Mang Sapri, belum sempat diambil karena Teguh sakit demam, motor Chand yang akhirnya kehabisan AKI. Kini giliran motor Ali sendiri yang menjadi korban untuk  mengantarkan mereka semua ke Klinik. ( akibat tumpuk 3, Ban-nya Bocor di tengah jalan ) L
*Dan sang Dokter cantik yang diharapkan Teguh akan berjumpa lagi, sudah diganti oleh pak Dokter tua yang memang sudah Jadwalnya, ditambah antrian yang begitu panjang karena tak sedikit warga terkena Demam akibat musim hujan ini. L

Pesan-kesan mereka:
“musim Hujan kali ini memang benar-benar banyak Sialnya” – Fikir mereka. Namun apapun kesialan yang mereka dapat, selama masih ada teman atau sahabat yang selalu bersama mendampingi. Rasa Sial, Musibah, maupun Masalah, pasti akan Seru dan Haru bila dijalani dan dinikmati bersama sama. Terutama bersama teman-teman yang kalian cintai. “Cuus..!!”


“THE END”

HARAPAN KELABU



"HARAPAN KELABU"


story by : Al fathurridwan

Ini adalah kisah yang saya rangkum dari mirisnya keluarga miskin di sudut kota Jakarta; Seorang kakak beradik bernama Hanum dan adiknya Ivan sudah lebih dari 3 tahun menjadi seorang pemulung. Mereka memungut sampah sampah jalan yang berserakan bahkan sesekali masuk dalam selokan besar yang ada disana, bau yang tak sedap serta tubuh yang terasa gatal sudah menjadi teman karib mereka.
“mba, hari ini kita makan apa?” sering kali bahkan setiap jam Ivan menanyakan kepada kakaknya; makan apa mereka hari ini?, atau tak makan sama sekali dalam sehari?. Sang kakak selalu menasihati adiknya yang putus sekolah sejak kelas 2 SD, ia sendiri putus sekolah sejak kelas 3 SD
“kita kerja dulu sampai dapat uang, biar kita bisa beli roti sama gorengan”. Roti dan gorengan adalah ke2 makanan mereka setiap istirahat sehabis memulung, itupun bila mereka sudah mendapat penghasilan dari hasil pulungan. Mungkin jika tidak, mereka terpaksa mengemis. Rumah perpaduan antara kardus, asbes, dan kayu sudah bertahun tahun menjadi istana mewah yang paling nyaman bagi mereka. Alat alat perabotan juga seadanya; 3 buah gelas dan piring pelastik, itupun hasil penemuan mereka di suatu tempat  pembuangan sampah.
            Kebanyakan pengemis adalah sebatang kara, begitu pun mereka yang sudah lama di tinggal mati orang tuanya saat Ivan masih sangat bayi.
Hanum dan sang Paman-lah yang mengurus Ivan hingga sebesar itu, pamannya yang juga seorang tukang barang bekas hanya berpenghasilan 7 ribu rupiah perharinya, itu hanya untuk membeli beras dan tak bisa membiayai kedua kepornakannya sekolah, sampai putuslah pendidikan mereka.
            “Ivan, Hanum..mas bawa buku pelajaran nih,” walaupun Hanum dan Ivan tak sekolah, mereka tetap mempunyai kesempatan untuk mendapat sedikit pengetahuan dari buku pelajaran yang didapat sang paman dari hasil penukaran barang bekasnya. Buku bekas yang kumuh dan kotor itu masih layak terpakai. Bahasa sastra Indonesia dan PPKN-lah yang mereka dapatkan, walaupun buku itu untuk kelas 6 SD tetapi mereka tetap memahami apa yang ada dalam pengetahuan tersebut. Sesekali Ivan dan Hanum kurang paham apa maksud dari yang mereka pelajari, sang paman memberitahu apa yang ia ketahui saja. Dan mereka langsung mengerti.
“besok, kalo ada buku bekas lagi..mas bawa’in buat kalian”

Sudah lama Hanum mengharapkan jikalau sang paman membawakanya buku pendidikan agama islam atau buku buku kecil tentang kumpulan doa  sehari-hari. Walaupun mereka adalah keluarga kecil yang miskin, namun kekayaan ibadah mereka cukup tinggi. Meski mereka terkadang hanya shalat 3 waktu saja karena kerja keras dan kotor menghalangi, doa doa mereka untuk orang tua tak luput di ucapkan sehabis setiap shalat. Shalat 3 waktu pun bukan berarti mereka malas, ini karena faktor tempat, waktu, dan kondisi kebersihan mereka yang tak mungkin dianggapnya sah dalam shalat. Bahkan Ivan sendiri mempunyai mimpi dapat bersekolah di sebuah pendidikan SDI (sekolah dasar Islam) yang sering ia lihat. Banyaknya para santri berseragam putih dan celana hijau bersorak sorai seperti-sekolah SD pada umumnya. Ivan hanya menatap sedih dibalik pagar, penuh harap agar ia bisa bergabung dengan mereka.

ABOUT ME


"PERKENALAN GABUT"




sebenarnya ane bingung sama tujuan ane kedepannya kaya gimana?. ane lihat-lihat dari diri ane sendiri, kadang ane juga pasang muka sok ganteng didepan cermin, apa sih kriteria ane?. akhirnya ane Flashback deh, mulai dari kecil ane suka ngapain. ane dari umur dua tahun suka sekali gambar pakai kapur tulis ditembok. hmmm ~ dan ane inget sekali gambar pertama yang ane buat adalah Unta Arab. sesuai kampung halaman alm.Kakek dari Abi.

Naah.., ane suka gambar nih. ane sempet bilang sama umi kalau ane mau jadi pelukis. tapi semakin tumbuh besar ane berubah pikiran, pas waktu itu ane nonton film tentang astronot, ane pengen banget jadi astronot. aah anak kecil memang labil, tapi keinginannya dari hati loh.

dan setelah itu.., ane pertama kalinya nonton spongebob yang judulnya "JELLY FISH JAM" kalau gak salah. yang ini loh...




endingnya asik banget. :D

dari situ ane mulai suka nonton-nonton film kartun, sampai akhirnya ane ingin jadi Animator, apalagi pas baru kenal sosok Ninja asal Jepang yang kaya gini.



jadi makin kekeh jadi animator, sampai pada waktu SD dan SMP ane dikenal orang yang paling jago gambar. Tsaaah..., *ngelus alis pake jempol.
dan ane masuk SMK GRAFIKA YL jurusan Multimedia. hehe keren kan, disana ane lebih tau tentang Animasi dan Film. jadi ane sudah tahu, apa yang menjadi kriteria ane untuk kedepannya, yaap! bidang seni media. ya kaya broadchaster, animator, musisi. pokoknya gitu deh.., :))

eh jangan lupa Follow ane di Twitter ya, mention aje entar diFollback kok. *ngalay :v



Rabu, 30 April 2014

KADO HALUS



KADO HALUS 


story by : al fathurridwan


“Tepat pada tanggal 10 mei tahun ini, umurku genap berusia 17 tahun. Aku sudah mulai beranjak dewasa. Aku berharap diusia ku yang sweet seventeen ini banyak dapet hadiah dari orang-orang yang aku sayang, terlebih lagi aku berharap bisa mendapatkan nilai bagus disaat ulangan sekolah nanti..,” .
itulah sepenggal catatan diary yang ditulis nining setiap malam, beberapa hari lagi nining berulang tahun yang ke 17. Disetiap ulang tahunnya nining selalu mendapatkan kado dari teman-teman dan keluarga, walaupun tak seberapa harganya namun kado itu sangat membuatnya bahagia. Nining merasa sangat dihargai dan disayang. Nining bukanlah orang yang kaya raya, sang ayah hanya bekerja sebagai supir angkot sedangkan sang ibu menjadi kuli cuci dikomplek seberang. Sang ayah jarang sekali memberi hadiah disaat nining berulang tahun, terakhir kali sang ayah memberi hadiah pada saat nining berulang tahun yang ke 12, itu juga hanya sebuah boneka yang dijual dipasar sana. Nining berharap diusia yang mulai menginjak masa dewasa ini, ayah dan ibu bahkan teman teman bisa memberikan hadiah yang special. Namun itu hanya sebuah harapan.
Siang itu, tepat di tanggal 10 mei, ulangan sekolah baru saja selesai tinggal menunggu pengumuman hasilnya dimading. Di lain hal, nining belum juga mendapatkan kado dari siapapun. Sebenarnya sudah banyak teman teman yang mengucapkan selamat kepada nining namun bukan itu yang nining harapkan.
“ ada apa ini..? semuanya beda.., gak kaya dulu lagi “ . nining menggerutu dalam fikirannya
“ apa aku udah gak pantes dapet kado ? padahal aku juga suka ngasih kado sama temen, namun bagaimana dengan ayah sama ibu ?? apa karena aku sudah mulai dewasa ? jadi gak pantes lagi dapet hadiah.., “
“ nining…!! “ . dari kejauhan seorang temannya memanggil nining dan menghampiri dirinya yang duduk termenung sendirian diruang kelas.
“ mumun ? kenapa mun ? “.
“ mau ngucapin selamat ulang tahun aja ning sama kamu.., selamat yaa !! semoga sukses kedepannya “. Mumun menjulurkan tangannya untuk memberi selamat, nining membalas jabatan tangannya itu dengan senyuman kecil dicampur rasa kecewa karena tidak mendapatkan kado apa-apa.
“ iya.., makasih yam mun “
“ oh iya ning, kamu dikasih kado apa nih sama orang tua kamu ? , sory ya aku lagi gak punya uang buat beliin kamu kado “
 “ aku belum dikasih apa-apa mun “. Jawab nining singkat.
“ hmm gitu, terus harapan kamu kedepan apa ? “
“ Cuma.., biar gak ada yang remedial aja dari hasil ulangan sekolah, hehe “
“ haha.., aamiin. Doain aku juga kalo soal itu ya, “.
Seperti ingin marah namun tak tahu siapa yang ingin disalahkan, nining berjalan pulang kerumahnya dengan berjalan kaki, itu sudah biasa. Namun kali ini dengan rasa yang tidak semangat.
“ Asallamu’alaikum.., bu “.
“ wa’allaikum salam.., “. Jawab sang ibu sambil menjemur pakaian
Nining mencium tangan ibunya. “ loh ibu gak kerja ? “
“ bapaknya lagi ada acara di kantornya, terus keluarganya diajak semua, yasudah ibu pikir semua cucian disana sudah kelar, ibu pulang aja deh.., ngurus rumah”
“ oh gitu ya bu.., “.
“ kamu ibu buatin the ya “. Tawar sang ibu sambil membawa bak cucian.
“ iya deh bu, makasih “
Nining duduk diruang tamu, melepas sepatunya dan menunggu teh dari ibu.
“ nii tehnya, gimana tadi ulangan terakhirnya, bisa gak ? “
“ bisa kok bu.., “ . jawabnya datar.
Sang ibu memperhatikan sejenak. “ kamu kenapa toh ning ? ,dari tadi kok ibu perhatiin gak semangat gini, kamu sakit ? “. Nining hanya menggelengkan kepala.
“ lah terus kamu kenapa, ada masalah apa toh ? “
“ bu.., ibu inget kan hari ini nining ulang tahun ? “. Tanya nining serius menatap sang ibu.
“ ia, ibu inget kok.., ulang tahunmu yang ke 17 tahun kan ? “
“ nining kok, gak dapet apa apa ya bu, semakin dewasa ? gak kaya dulu “
“ maksud kamu, hadiah ? “. Tanya sang ibu lagi.
“ ia bu.., nining ngerasa main tua makin sedikit yang ngasih hadiah, apa memang kalo makin dewasa itu semakin berkurang yang simpati sama kita ya bu ? “
Sang ibu hanya bisa terdiam mendengar keluhan nining.
“ ibu sendiri juga begitu, ayah juga.., ia nining tau kita bukan orang kaya, tapi ayah kan mampu beliin nining kado, baju, boneka, tapi kenapa…, “
“ nining.., “. Ibu memotong pembicaraan nining. “ kamu sudah 17 tahun, kamu sudah saatnya belajar dewasa, untuk apa kamu punya banyak baju, apalagi boneka ?, diusiamu yang sekarang ini sudah tidak butuh itu semua.., lagi pula ibu dan ayah sering kok kasih kamu hadiah walaupun bukan dihari ulang tahunmu “
“ lah terus apanya yang spesial bu buat nining ? hadiah apa ? “. Tanya nining
“ gak ada yang harus dispesialkan nak’..,semua harus diterima apa adanya, ibu dan ayah selalu memberikan apa yang kamu butuhkan, bukan yang sekedar membuatmu senang..,”. jelas sang ibu lagi
“ emangnya apa yang selama ini ibu sama ayah kasih buat nining ? “
“Doa ning.., doa adalah hadiah ibu sama ayah buat kamu setiap hari, walaupun tidak membuat kamu senang secara langsung.., namun sangat bermanfaat buat hidup kamu secara tidak langsung”. Sang ibu mulai membelai rambut nining.
“ kamu juga suka minta doa sama ibu kan buat kelancaran kamu ujian ? . itu semua sudah ibu doakan, dan kamu juga sudah berusaha belajar setiap malam.., ibu yakin dari itu semua, nilai kamu bagus.., percaya sama ibu “
Nining berbalik terdiam mendengar apa yang dijelaskan sang ibu.
“ bahkan dari dulu ibu selalu kasih kamu doa, agar kamu sehat dan pinter.., dan itu bermanfaat buat kamu, sekarang kamu sudah sampai ke usia 17 tahun dengan sehat, dan kamu masih bisa sekolah, coba kalau ibu gak kasih doa, gak tau deh nasib kamu kaya apa..,. doa itu adalah kado paling mahal buat orang yang disayang dari orang tersayang, kaya ibu sama kamu “. Jelas panjang lebar sang ibu membuat nining terhisak dan sadar.
“ iya bu.., nining sekarang ngerti, nining juga harus belajar dewasa, terutama tentang penghargaan orang buat nining dengan cara nggak langsung, yaitu doa”
Kemudian nining memeluk ibu dan menghabiskan tehnya yang masih panas, tapi nining kuat menghabiskan tehnya yang panas dengan cepat loh.
“ kalo begitu doain nining ya bu biar gak ada remedial, alias dapet nilai bagus “. Pinta nining kepada ibu
“ aamiin, selalu ibu doain kok “.
Setelah beberapa hari kemudian, pengumuman itu sudah ditempel dimading, semua siswa termasuk nining dan temannya mumun berkumpul disana untuk melihat hasil nilai ujian mereka.
“ yeeess…, Alhamdulillah aku gak ada remedial muun, nilai ku bagus semua, ini berkat doa ibuku looh “. Nining kegirangan
“ iya ning, selamat yo., aku ada remedialnya Satu, pelajaran bahasa inggris. Ya maklum lah aku kan lahir di Pasuruan bukan di inggris.., “. Keluh si mumun dengan logat jawa timurnya
“ yahaha gak gitu juga kali muun, “.
Jadi ini yang dikatakan ibu ? hadiah yang setiap hari orang tuaku berikan, bahkan semua teman-temanku berikan dengan cara tidak langsung namun pasti. Hal yang bermanfaat dalam hidup adalah sesuatu yang kita butuhkan, bukan yang membuat kita senang. terkadang apa yang membuat kita senang itu akan merusak hidup kita, namun sesuatu yang kita butuhkan adalah yang bermanfaat buat kita, dan sesutau yang bermanfaat buat kita itu selalu membuat kita senang tanpa rasa kecewa. Salah satunya adalah doa dari orang-orang yang kita sayang, terutama dihari ulang tahunku yang ke 17, walau aku nggak dapet kado apa-apa dari siapapun, tapi aku mendapatkan selamat dari mereka, dan doa dari ayah ibuku. Secara tak langsung doa itu memang bermanfaat lantaran nilai ujian ku bagus semua, ini sangat membuatku bahagia.
            Aku harus lebih dewasa, aku harus lebih pintar dari apa saja yang benar-benar membuatku bahagia, yaitu seuatu yang bermanfaat dan yang aku butuhkan, bukan dari apa yang aku inginkan hanya untuk kesenangan belaka, yang paling utama adalah Kado halus itu, secara tidak langsung sangat membuatku bahagia. Yaa.., Do’a, doa dari teman-teman, doa dari ayah serta ibu.., menurutku itu adalah Hadiah kado tak berwujud yang paling berharga dan tak ada duanya. Terimakasih Tuhan engkau telah mengajarkan sesuatu tentang apa yang harus kita pilih dan kita hargai untuk kebahagiaan tanpa ada rasa kecewa, terima kasih semua.
Dimalam hari itu, Nining menulis di buku diarynya tentang semua yang dikatakan sang ibu, dipeluknya buku itu dan ia tertidur dengan senyuman bahagia.
~ the end